Genre : Sad
Rating : 15
Author : Andini
Twitter : @andin_L19
Main Cast :
^ Kim Myung Soo a.k.a Myung Soo
^ Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun
^ Lee Je Hwa a.k.a Je Hwa
"Myung Soo oppa, gomawo untuk semua kenangan yang telah kita lalui bersama, aku tidak akan melupakan semua itu oppa, saranghae dan juga gomawo Kyuhyun-ah, kau telah membuatku menjadi diriku sendiri yang lebih baik. jeongmal gomawo Kyuhyun-ah," - Je Hwa
"Je Hwa-a, kuharap kau akan bahagia. walaupun suatu saat nanti kau akan bahagia tanpa adanya aku disisimu. saranghae Je Hwa-a" - Myung Soo
"aku sangat bersyukur bisa melihat senyum itu lagi. senyum yang sudah sangat lama tidak aku lihat. aku sangat beruntung, bisa mengenal seseorang sepertimu Je Hwa-ah," - Kyuhyun
Desclaimer : Ini murni FF buatan author, jadi mohon maaf bila ada kesamaan judul, cast, alur, atau bahkan ending. karna itu hanyalah sebuah ketidak sengajaan!! Dont Plagiat, dont copy without permission from author!! Please don't be silent readers's ^_^
"kebahagiaan, kesedihan, kesepian, kesenangan, kesendirian. semua pasti akan merasakan itu. cepat atau lambatnya waktu, semua akan kita rasakan" E.Ra
~
"eomma, apa ini sudah rapi?" tanya Je Hwa pada eommanya dengan sedikit membenarkan rok abu-abu yang kini sudah dipakainya. "ne Je Hwa, sudah rapi" jawab eomma Je Hwa dengan masih menyisir rambut panjang milik Je Hwa "apa aku sudah cantik eomma?" tanya Je Hwa dengan sedikit terkekeh saat pandangannya tertuju pada arah cermin besar di depannya "putri eomma dari dulu memang sudah cantik" jawab eomma dengan menguncir rambut Je Hwa menjadi kuncir dua. "eomma, aku berangkat dulu ne?" pamit Je Hwa dengan berjalan keluar "ne, hati-hati di jalan" pesan eomma Je Hwa pada putri satu-satunya itu
hari ini adalah hari pertama Je Hwa masuk sekolah SMA. nama sekolahnya adalah Seoul High School. hari ini Je Hwa tampak sangat menikmati hari pertama sekolahnya. bahkan mulai dari awal perjalanan, ia terus menyanyi-nyanyi saking gembiranya. inilah sifat Je Hwa, gadis yang periang dan juga ceria. Je Hwa terus bernyanyi sampai di depan gerbang sekolah barunya kini. gedung sekolah yang tinggi, koridor yang panjang, dan juga halaman yang luas, itulah sedikit gambaran dari sekolah barunya. kini senyum Je Hwa telah mengembang dengan sempurna. saat ia mulai memasuki halaman sekolah, ia terus melihat sekolah barunya dengan pandangan terkagum-kagum.
#Bruk#
"ah mianhamnida.. mianhamnida" Je Hwa terus meminta maaf dengan membungkukkan badannya pada seseorang yang ditabraknya tadi "ish.. sakit sekali" gerutu seseorang tadi yang ternyata adalah seorang namja "mian.. aku tadi tidak tau.. mian.." Je Hwa kembali minta maaf pada namja itu "hmm.. baiklah. aku pergi dulu" kata Kyuhyun lalu berdiri dan mulai berjalan meninggalkan Je Hwa. tanpa Je Hwa sadari, namja itu sedari tadi tersenyum sambil menatap Je Hwa dari jauh.
sedangkan Je Hwa kini masih menggerutu kesal "ish.. Je Hwa pabbo!! belum juga masuk ke sekolah, tapi sudah menabrak seseorang!! Je Hwa pabbo pabbo pabbo!!" ucap Je Hwa dengan memukul-mukul kepalanya
"Tringg.. Tringg.. Tringg"
bel sudah berbunyi dan kini Je Hwa mulai berjalan melewati koridor sekolah menuju kelasnya.
Kyuhyun pov*
hari ini adalah hari pertamaku untuk sekolah di salah satu SMA terkenal di Korea, namanya Seoul High School. bisa masuk di SMA ini merupakan salah satu kebanggaan bagiku, haha.
#Bruk#
"belum juga selesai tertawa, tapi sudah ada yang menabrakku" ucapku dalam hatiku. "ah mianhamnida.. mianhamnida" kudengar seseorang yang tadi menabrakku terus meminta maaf padaku. sedangkan aku hanya menggerutu dengan kesal "ish.. sakit sekali" saat kulihat ke arah atas, ternyata dia seorang yeoja. "mian.. aku tadi tidak tau.. mian.." ucap yeoja itu dengan terus meminta maaf sambil membungkukkan badannya. aku tidak tega melihatnya dengan tatapan bersalahnya "hmm.. baiklah. aku pergi dulu" kataku akhirnya. akupun mulai berdiri dan berjalan meninggalkan yeoja itu, yeoja yang bernama Je Hwa. ya, aku tau dia bernama Je Hwa karna aku tadi melihat name tag nya, hehe. aku terus tersenyum saat melihatnya tadi.
"Tringg.. Tringg.. Tringg"
bel sudah berbunyi, kulihat Je Hwa mulai berjalan menuju kelasnya. dan akhirnya Je hwa berhenti di depan suatu kelas, yaitu kelas 10a. "ternyata kelas kita bersebelahan Je Hwa-a" gumamku lalu mulai berjalan menuju kelasku, kelas 10b. "semoga hari pertamamu di sekolah ini menyenangkan Kyuhyun-ah" ucapku untuk menyemangati diriku sendiri
Je Hwa pov*
aku mulai berjalan menuju kelasku setelah menabrak namja tadi. ish.. aku sangat merasa bersalah padanya. aku mulai masuk ke kelasku, kelas 10a.
"annyeong haseyo" sapa guru baruku. "annyeong songsaenim" jawab semua siswa di kelasku. "perkenalkan nama saya Park Jung Soo, kalian bisa memanggil saya Park Songsaenim. Arraseo?" kata guru Park pada semua teman di kelasku "ne, arraseo Park Songsaenim" jawabku dan juga seluruh siswa di kelasku. "sekarang waktunya untuk perkenalan, di mulai dari nomor absen satu yang nanti akan saya bacakan" jelas guru Park
"tok..tok.. tok.."
terdengar suara ketukan pintu di kelasku. mungkin ada siswa yang terlambat datang.
"apa kau siswa baru?" tanya guru Park pada seorang siswa yang ternyata adalah namja. namja itu sedari tadi hanya menundukkan wajahnya sehingga aku tidak bisa melihatnya dengan jelas "ne, songsaenim" jawab namja itu dengan tetap menunduk, kasihan sekali dia. "baiklah, silahkan duduk di bangku yang masih kosong. arraseo?" kata guru Park dengan baik "gamsahamnida songsaenim" jawab namja itu dengan mengangkat wajahnya. Omona!! aku baru tau ada namja setampan itu!
kulihat namja itu mulai melewati baris-baris tempat duduk. dan kenapa ia harus berhenti di saberang kanan bangkuku? oh tidak, dia bisa membuatku tidak konsentrasi! tapi aku juga senang dia duduk situ, hehe
"baiklah sekarang kita mulai perkenalan, dimulai dari Byun Baek Hyun. silahkan" kata guru Park dengan memanggil nama siswa di kelasku untuk memperkenalkan diri.
satu persatu teman di kelasku mulai memperkenalkan diri "sekarang nomor absen 20, Lee Je Hwa" kata guru Park. Mwo?!! cepat sekali!! aku pikir tadi masih sampai nomor absen satu saja. akupun mulai berjalan menuju depan kelas. dan kini aku sedang mengatur nafasku untuk memperkenalkan diri. aku memang selalu gugup saat harus berdiri di depan seperti ini. "annyeong haseyo.. Lee Je Hwa imnida. kalian bisa memanggilku Je Hwa. gamsahamnida" setelah memperkenalkan diri, akupun kembali duduk di bangkuku. "maaf, tadi nomor absen 19 belum saya panggil. sekarang nomor absen 19, Kim Myung Soo" kata guru Park. kulihat namja yang duduk di seberangku mulai berdiri dan berjalan ke depan kelas. ia pun mulai memperkenalkan diri "annyeong haseyo.. Kim Myung Soo imnida. kalian bisa memanggilku Myung Soo atau L. itu terserah kalian. gamsahamnida" setelah namja itu selesai memperkenalkan diri, ia pun kembali ke tempat duduknya. "jadi namanya Myung Soo ya?" kataku dalam hati sambil tersenyum. akupun menoleh ke arah Myung Soo dan kulihat dia juga melihat ke arahku. aku hanya tersenyum, ia hanya membalas senyumku. senyumnya sangat manis menurutku. akupun kembali menghadap ke arah depan, walaupun sebenarnya, aku masih sedikit melihat ke arah Myung Soo. aku sangat beruntung bisa satu kelas denganya.
"tringg.. tringg.. tringg"
bel istirahat telah berbunyi. aku sedang tidak ingin ke kantin, jadi aku lebih memilih untuk tetap di kelas dan duduk di bangkuku sendiri. akupun hanya menoleh ke arah Myung Soo dan tersenyum, seperti tadi, ia hanya membalas senyumku tanpa berbicara satu patah katapun padaku. tapi bagiku, melihat senyumnya saja itu sudah cukup.
"tidak ke kantin?" akupun mencoba untuk bertanya pada Myung Soo. ia hanya menoleh sambil tersenyum lalu berkata "tidak, aku masih ingin di sini" jawabnya. kulihat dia mulai berjalan, dan ternyata dia berjalan menuju bangku di bagian depanku lalu duduk dan berbalik arah padaku. sekarang Myung Soo ada di depanku. rasanya jantungku berdetak dengan tidak normal kali ini. "kau Je Hwa kan?" tanyanya padaku "ne, senang bisa berkenalan denganmu Myung Soo-ya" jawabku sambil tersenyum. aku bercerita banyak dengan Myung Soo, dia sangat menyenangkan.
Kyuhyun pov*
"tringg.. tringg.. tringg"
bel istirahat telah berbunyi, aku pun mulai berjalan menuju kantin. saat melewati depan kelas 10a, aku sengaja menoleh. ya, aku hanya ingin melihat Je Hwa. saat kulihat, ternyata Je Hwa sedang berbicara dengan seorang namja yang kutau namanya adalah Kim Myung Soo. dan sepertinya Je Hwa sangat senang berada di dekat Myung Soo. akupun kembali ke kelasku dan tidak jadi pergi ke kantin, nafsu makan ku sudah hilang.
Author pov*
2 years later~
~
"takdir, tidak ada satupun yang bisa mengubah takdir. semua sudah di atur olehnya. semua orang hanya dapat berharap, bahwa takdir mereka masing-masing akan indah dan juga baik" E.Ra
~
"Je Hwa-a" sapa Myung Soo pada Je Hwa yang baru saja memasuki kelas. "kau sudah datang eoh? kau bahkan lebih rajin dariku" jawab Je Hwa dengan sedikit terkekeh. "tentu saja, dari dulu aku memang rajin Je Hwa-a" balas Myung Soo dengan mengacak rambut Je Hwa pelan. "haha ne, arraseo. bahkan kau memang sudah rajin mulai saat kau di dalam kandungan ibumu" kata Je Hwa dengan dengan menjulurkan lidahnya. "ish.. kau ini" jawab Myung Soo sedikit kesal saat menghadapi sifat yeojachingunya itu. ya, mereka berdua resmi berpacaran saat kelas 10 semester 2. "Je Hwa-a, bagaimana kalau nanti kita jalan-jalan? apa kau mau?" tanya Myung Soo pada yeojachingunya yang masih sibuk dengan tugas pr yang belum ia selesaikan. Je Hwa pun akhirnya menoleh ke seberang sebelah kanannya "jalan-jalan? aku mau. tapi kita akan berjalan-jalan ke mana Myung Soo-ya?" tanya Je Hwa pada Myung Soo "bagaimana kalau kita ke taman saja. eottokhe? disana kita bisa membeli es krim kesukaanmu itu Je Hwa-a" usul Myung Soo. "ne, aku setuju" jawab Je Hwa dengan senyum yang telah mengembang dengan sempurna
"tringg.. tringg.. tringg.."
"akhirnya.. bel pulang sekolah berbunyi juga" ucap Je Hwa lega saat ia sudah terbebas dari pelajaran maut dan juga guru killer yang sekarang sudah mulai berjalan keluar kelas. "haha.. kau masih saja membenci guru itu" ucap Myung Soo dengan sedikit terkekeh. "jelas lah, itu adalah guru yang paling kubenci" jawab Je Hwa dengan meremas kertas ditangannya. "sudah sudah.. ayo Je Hwa-a, bukankah kita mau jalan-jalan?" kata Myung Soo pada Je Hwa. "oh ne, hampir saja lupa. ini semua gara-gara guru killer itu" jawab Je Hwa. "sudahlah.. ayo pulang" kata Myung Soo dengan menggandeng tangan yeojachingunya. sementara Kyuhyun yang melihat itu hanya tersenyum melihat mereka berdua "kau bahagia, aku juga akan bahagia Je Hwa-a" gumam Kyuhyun
kini Je Hwa sudah didalam mobil Myung Soo dan duduk di samping Myung Soo. di sekolah ini, semua siswa memang di perbolehkan untuk membawa mobil, hanya saja Je Hwa lebih memilih untuk berjalan kaki. "kita jadi ke taman kan Myung Soo-ya?" tanya Je Hwa pada Myung Soo yang masih mengendarai mobilnya. "ne, Je Hwa-a." jawab Myung Soo dengan pandangan lurus ke depan. mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan diam, tapi senyum yang tergambar dengan jelas di wajah mereka berdua tampak bahwa mereka sedang bahagia. tiba-tiba ada sebuah mobil berkecepatan tinggi yang mencoba menyelip mobil Myung Soo dari arah kiri. sehingga mobil Myung Soopun tergeser ke arah kanan dan memasuki jalur sebaliknya. dan peristiwa naas itupun terjadi, sebuah truk menabrak mobil Myung Soo dan menyebabkan mobil yang ia kendarai terpental jauh dari lokasi.
"Myung Soo-ya..." kata Je Hwa lemah. je Hwa melihat tubuh Myung Soo yang kini sudah penuh dengan darah. ia melihat Myung Soo terus memejamkan matanya. "Myung soo-ya.. bangun Myung Soo-ya... bangun.." ucap Je Hwa dengan air matanya yang sudah mulai keluar dari pelupuk matanya. "Je Hwa-a..." Je Hwa mendengar suara Myung Soo yang begitu lemah dan sangat pelan seperti orang yang berbisik "Myung Soo-ya.. kau harus kuat.." ucap Je Hwa lirih. "Je Hwa-a... mianhae..." kata itu terputus bersamaan dengan hilangnya kesadaran Myung Soo. "Myung Soo-ya... bangun... kau tidak akan pergi kan? kita masih akan jalan-jalan ke taman kan? Myung Soo-ya... kumohon.. jangan pergi Myung Soo-ya..." ucap je Hwa dengan terus menangis sambil menggenggam tangan Myung Soo yang semakin lama semakin dingin. Je Hwa masih terus menerus memandang Myung Soo, bahkan tidak menghiraukan rasa sakit di tubuhnya karna kecelakaan tadi. Je Hwa pun tidak sempat melihat bahwa seragamnya telah tertutupi dengan cairan kental berwarna merah. Je Hwa tidak menghiraukan dengan semua yang saat ini terjadi padanya, hanya karna Je Hwa ingin Myung Soo baik-baik saja. dan saat itulah kesadaran Je Hwa mulai hilang. ambulance telah datang, dengan cepat para medis pun membawa mereka berdua dengan cepat menuju rumah sakit. mereka berdua pun segera di bawa ke UGD. tapi saat melihat keadaan mereka yang sangat parah, akhirnya dokterpun memindah ke ruang operasi. di luar ruang operasi pun terlihat ada empat orang paruh baya yang sedang menangis dengan tatapan yang kosong. tergambar dengan jelas kesedihan yang sedang mereka rasakan. keempat orang itu hanya menunggu anak mereka keluar dari ruang operasi dengan sangat khawatir. dua jam telah berlalu, tapi ruang operasi belum juga terbuka. sedangkan dua orang wanita paruh baya itu masih tetap menangis.
tiga jam..
empat jam..
lima jam telah berlalu dan akhirnya pintu ruang operasipun terbuka. "bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya eomma Myung Soo pada dokter tersebut "bagaimana juga dengan keadaan anak saya dok?" tanya eomma Je Hwa. "sebelumnya saya minta maaf untuk orang tua Myung Soo, ia harus kehilangan nyawanya akibat kecelakaan yang dia alaminya. itu terjadi akibat benturan yang sangat keras di kepalanya dan menyebabkan pendarahan yang tidak berhenti-berhenti. sehingga ia kehilangan banyak sekali darahnya. sekali lagi saya minta maaf, saya telah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan putra ibu dan bapak" jelas dokter itu pada orang tua Myung Soo. terlihat eomma Myung Soo langsung terjatuh ke lantai dengan tatapan kosong dan air matanya yang semakin lama semakin deras "Myung Soo..." kata eomma Myung Soo dengan suara yang semakin melemah. "lalu, bagaimana dengan keadaan anak saya dok?" tanya eomma Je Hwa untuk meminta penjelasan pada dokter tersebut. "keadaan Je Hwa masih kritis saat ditangani oleh dokter Jung tadi. dan Je Hwa sekarang sedang mengalami masa koma nya. saya minta maaf yang sebesar-besarnya" jelas dokter itu lalu beranjak pergi dengan menundukkan kepalanya. entahlah, mungkin ia merasa tidak berhasil menjadi dokter karena tidak bisa menyelamatkan seorang pasiennya. "Je Hwa..." ucap eomma Je Hwa lemah dan terduduk di lantai rumah sakit tersebut.
sekarang tubuh Myung Soo telah tertutupi kain putih bersih tanpa noda. dengan perlahan eomma Myung Soo membuka kain putih itu. wajah Myung Soo tampak begitu pucat. senyum hangat Myung Soo telah hilang. Myung Soo telah pergi..
~
Je Hwapun kini telah berbaring di ranjang rumah sakit. ia tampak begitu tenang dengan mata tertutupnya. Je Hwa yang periang dan ceria, kini hanya bisa terdiam dengan terus memjamkan matanya. kedua orang tua Je Hwa hanya berharap, putrinya itu bisa membuka matanya kembali dan kembali menjadi Je Hwa yang periang dan ceria seperti dulu lagi. "Je Hwa.. eomma mohon bangun Je Hwa..." kata eomma je Hwa dengan menggenggam erat tangan Je Hwa. tiba-tiba eomma je Hwa merasakan jari-jari Je Hwa mulai bergerak dan dengan perlahan Je Hwa membuka matanya. "ini dimana?" tanya Je Hwa dengan lemah. "kau sudah sadar? syukurlah kau cepat sadar Je Hwa.kau sedang di rumah sakit .. " jawab eomma Je Hwa dengan menyeka air matanya. "Myung Soo oppa di mana eomma?" tanya Je Hwa dengan keadaannya yang masih sangat lemah. "...." eomma Je Hwa hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan putrinya itu. "Myung Soo oppa di mana eomma? dia baik-baik saja kan eomma? dia pasti baik-baik saja. eomma, aku ingin ke kamar Myung Soo oppa" kata Je Hwa dengan senyum tipisnya. eomma Je Hwa hanya mengangguk pelan lalu menenmpatkan Je Hwa diatas kursi roda lalu mulai mendorong untuk menuju kamar Myung Soo. "Myung Soo oppa..." panggil Je Hwa saat di bingkai pintu kamar rumah sakit Myung Soo. eomma Myung Soo pun mendatangi Je Hwa lalu menekuk kakinya agar tingginya sejajar dengan tinggi Je Hwa yang terduduk di kursi roda. eomma Myung Soo hanya mengelus rambut Je Hwa pelan dan tersenyum miris ke arah Je Hwa lalu berkata "kau harus sabar ya Je Hwa? kita harus merelakan Myung Soo agar dia bisa tenang" kata eomma Myung Soo dengan air mata yang mulai mengalir. "kenapa eomma menangis?" tanya Je Hwa pada eomma Myung Soo. "kau harus sabar ya Je Hwa.." kata eomma Myung Soo lagi. akhirnya eomma Je Hwa pun kembali mendorong kursi roda Je Hwa menuju ranjang Myung Soo dengan di dampingi eomma Myung Soo.
"apa ini kau oppa? kenapa tubuhmu tertutup kain putih ini? apa kau kedinginan oppa? ah ya, pasti kau hanya kedinginankan oppa? tanganmu saja begitu dingin" kata Je Hwa dengan air mata yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. "Je Hwa..." kata eomma Myung Soo lirih. "oppa, pasti besok kita masih berjalan-jalan lagi kan oppa? sudah lama ya kita tidak jalan-jalan bersama. padahal tadi kita sudah berencana untuk kesana. tapi kenapa kau malah berbaring di sini oppa?" ucap Je Hwa dengan lemah. Je Hwa pun mulai membuka kain putih itu untuk melihat wajah Myung Soo. "Myung Soo oppa, kemana senyummu yang biasa kau perlihatkan padaku saat kau melihatku? kenapa kau sekarang tidak tersenyum padaku, aku sudah disini oppa.." kata Je Hwa dengan terus menerus menggenggam tangan Myung Soo yang sudah dingin. "myung soo oppa, kau dengar, aku memanggilmu dengan panggilan "oppa" sesuai keinginanmu. kumohon bangunlah oppa..."
Flashback on >>
"myung soo-ya!!" sapa Je Hwa yang barusaja masuk ke kelas dan mulai berjalan ke bangkunya yang dekat dengan Myung Soo. "ish.. kau ini. umurmu itu 4 bulan di bawahku. jadi kau harus memanggilku oppa" jelas Myung Soo panjang lebar yang hanya di balas oleh Je Hwa dengan tatapan datar "anniyo" jawab Je Hwa pendek
<< Flashback off
~
Je Hwa pov*
aku hanya terduduk lemas di lantai yang dingin dengan kepala yang kusandarkan pada pinggir tempat tidur. aku hanya memandang langit dengan pandangan kosong melalui jendela kamarku yang sengaja tak kututup. kubiarkan angin berlalu lalang di depanku, mungkin itu bisa mengurangi rasa sepiku kini. aku tersenyum miris saat melihat fotoku dengan Myung Soo yang kami ambil saat bermain di taman bunga sakura. aku hanya tersenyum mengingatnya, namun ini semua terlalu menyakitkan. air mataku kubiarkan terus mengalir, bahkan tidak aku hapus sekalipun. "Myung Soo-ya... bogoshippo.. kau tau, sudah satu minggu kau meninggalkanku... rasanya begitu hampa, terasa kosong tanpa hadirnya dirimu Myung Soo-ya.. " aku bergumam lalu menenggelamkan wajahku pada lututku yang sudah kutekuk. rambutku yang berantakan, penampilan ku yang acak-acakkan, pikiranku yang kacau sama sekali tak kuhiraukan.
Flashback on >>
"kita mau kemana?" tanya ku pada Myung Soo yang sedang menyetir mobilnya. Myung Soo pun menoleh dan tersenyum "lihat saja nanti" jawab Myung Soo pendek lalu pandangannya kembali fokus ke depan. "ish.. dasar Myung Soo pelit!!" cibirku. "yak!! kau!! ish!!" Myung Soo hanya berdecak sebal tak jelas. hahaha.. tingkahnya sungguh menggemaskan kalau sedang sebal begitu.
"wah.. ini indah" ucapku terkagum-kagum. "myung soo-ya, foto aku ne?" tanyaku. "ne, ya udah, cepat bergaya sana" jawab Myung Soo dengan sedikit terkekeh.
"ckrik"
lampu blitz begitu menyilaukan, tapi saat kulihat hasilnya, sukses membuat senyumku mengembang dengan sempurna "wuaahh.. ini bagus sekali!!" ucapku terkagum-kagum melihat hasil bidikannya tadi. "eh Myung Soo-ya, bagaimana kalau kita foto bersama. eottokhe? eottokhe?" tanyaku dengan wajah-wajah berharap. "tapi nanti siapa yang akan memfoto kita?" tanya Myung Soo. hmm,, benar juga. akupun mulai berfikir. "ah ya!!" teriakku. "yak!! Je Hwa-a, kau mengagetkan ku huh!" kata Myung Soo sebal, sedangkan aku malah mencubit pipi nya karna saking gemasnya melihat wajahnya itu, haha. "biarin. bagaimana kalau kita minta foto ahjumma itu?" usulku pada Myung Soo. "boleh juga" respon Myung Soo. aku dan Myung Soo pun mulai berjalan mendekati ahjumma itu. "permisi ahjumma, bolehkah kami minta tolong untuk memfoto kami berdua dengan latar belakang pohon sakura itu?" tanya Myung Soo dengan sangat sopan. "ne boleh saja" jawab ahjumma itu dengan ramah.
"ckrik"
1 bidikan telah di dapat, gaya ku dengan posisi terduduk dan Myung Soo yang sedang berdiri disebelahku. "ahjumma, boleh minta foto lagi?" tanyaku dengan penuh harap. "ne, boleh saja" jawab ahjumma itu dengan tersenyum, tiba-tiba Myung Soo mengacak-acak rambutku "yakk!! Je Hwa-a, kau itu menyusahkan sekali" kata Myung Soo. "dasar Myung Soo" cibirku. "ahjumma, ahjumma tidak keberatan kan kalau kami minta foto lagi?" tanyaku pada ahjumma itu "anni, malah ini adalah hobi saya dulu" jawab ahjumma itu dengan sedikit terkekeh. akupun tersenyum penuh kemenangan lalu menoleh ke arah Myung Soo "kau dengar itu kan Myung Soo-ya? haha" kataku dengan tersenyum evil. "ish.. ne" Myung Soo pun hanya bisa pasrah. "ayo, cepat bergaya sana" suruhku pada Myung Soo
"ckrik"
"gomawo ahjumma, ahjumma memang baiiiikkk sekali" kataku dengan ceria sambil membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih pada ahjumma itu. "ne, cheonmaneyo"
<< Flashback off
~
"kenangan paling indah adalah kenangan saat kita bersama orang yang paling kita sayangi dan juga saat bersama orang yang paling berharga dalam hidup kita" E.Ra
~
hari ini aku mulai bersekolah lagi. Seoul High School, tempat dimana aku mengenal seseorang bernama Myung Soo, namja yang baru kukenal 2 tahun lalu, kini harus pergi. padahal rasanya baru saja aku mengenal seorang Myung Soo. aku tidak bisa menghilangkan bayang dia dari hidupku. sungguh, aku sangat merasa kehilangan dirinya. kakiku sangat berat kulangkahkan menuju tempat ini, yaitu sekolah. tempat ini seolah-olah akan membuka semua kenanganku tentangnya. hah~ Myung Soo-ya, bogoshippo~
aku hanya berjalan perlahan melewati koridor sekolah. aku hanya menatap depan dengan pandangan kosong, bahkan tak jarang aku menabrak seseorang yang sedang melintas di depanku. kini aku duduk di bangku depan kelas 12a. sebentar lagi kita akan lulus Myung Soo-ya, apa kau tidak ingin kita merayakan bersama? kenapa kau malah pergi? kau jahat sekali Myung Soo-ya
"Je Hwa-a, kenapa kau tidak masuk kelas saja?" tanya Yeon Ri padaku. aku hanya menoleh dengan tersenyum tipis "aku sedang menunggu Myung Soo, Yeon Ri-ya" kataku dengan sangat pelan. "tapi kau tau kan kalau Myung Soo itu sudah...." "iya, aku tau. tak seharusnya aku seperti ini" akupun segera memotong pembicaraannya. "kalau begitu, ayo kita masuk saja." kata Yeon Ri dengan menarik pelan tanganku. "ne" jawabku. sejak Myung Soo pergi, aku sudah tidak pernah bersemangat lagi.
aku menoleh ke arah seberang sebelah kanan. bangku itu kini kosong, tidak ada lagi Myung Soo yang tersenyum padaku.
"sudahlah Je Hwa-a, jangan sedih terus. lagipula, kau kan masih mempunyai orang tua. jadi jangan seolah-olah, saat Myung Soo meninggalkanmu, kau tidak punya siapa-siapa lagi. ingatlah, kedua orang tua mu yang menyayangimu" kata Yeon Ri. "ne, gomawo Yeon Ri-ya. aku mengerti sekarang"
~
"eomma, aku sangat merindukan Myung Soo" kataku dengan memeluk eommaku. "sabar ya Je Hwa, Myung Soo di sana mungkin juga merindukanmu" jawab eomma sambil mengelus lembut rambutku. Myung Soo-ya~ kembali lah.
~
tidak terasa, sekarang sudah hari kelulusanku. rasanya cepat sekali bukan? padahal rasanya baru saja aku masuk ke sekolah ini. bahkan aku masih mengingat saat ia datang terlambat di hari pertama, saat aku mengetahui kalau namanya Myung Soo, saat dia lebih memilih duduk di seberang kanan bangkuku dan membuatku tidak konsentrasi, saat ia mengungkapkan rasanya padaku, saat ia mengajakku ke taman, bahkan sampai saat hari terakhir Myung Soo, akan selalu kuingat.
terima kasih Myung Soo-ya,,
kau telah hadir dalam hidupku, memberikan rasa kasih sayangmu untukku..
terima kasih, telah memberikanku kesempatan untuk merasakan indahnya saat bersamamu..
terima kasih, telah menyayangiku dengan setulus hatimu..
terima kasih, karna kau mau menjadi bagian dalam hidupku..
terima kasih, telah memberikanku banyak kenangan tentang kita..
dan terima kasih, karna kau telah mampu menguasai ruang hatiku sampai saat ini..
terima kasih Myung Soo-ya~ jeongmal gomawo~
Saranghae~
~
"di setiap pertemuan, pasti ada juga perpisahan. walau itu sangat berat, semua akan seperti itu" E.Ra
~
waktu telah berlalu, kini aku telah beranjak dewasa. bahkan sekarang aku sudah kuliah semester 3, haha.. rasanya sangat cepat. kulihat jam tanganku yang kini sudah semakin dingin, kurapatkan jaketku untuk mengurangi rasa dingin yang mulai kurasakan. aku masih ingin disini, masih ingin mengingatnya lagi. aku hanya melihat kearah depan dengan tatapan kosong. semua terasa sangat nyata. bahkan rasanya, kini Myung Soo sedang ada disebelahku.
"Myung Soo-ya~ aku merindukanmu. kau tau? ah pasti kau sudah tau. kau sedang ada disini kan Myung Soo-ya? sudahlah, jangan bersembunyi terus. duduklah disampingku. aku ingin melihat sosok mu itu Myung Soo-ya~" kataku yang sok tegar. padahal hatiku kini sedang menangis, menangis dengan sangat keras tanpa ada satu orang pun yang tau.
Flashback on >>
"yakk!! Myung Soo-ya!! kau dimana??" tanya ku dengan melihat di sekeliling taman ini. "MYUNG SOO-YA!! KAU DIMANA??" teriakku dengan sangat keras agar Myung Soo bisa mendengar suaraku. "..............." tidak ada jawaban. baiklah, aku akan mencarimu Myung Soo-ya. kau pasti bersembunyi. "Myung Soo-ya?" kataku sambil membuka daun-daun yang ada di sekitar taman. "Myung Soo-ya?" aku menggeser bangku taman. "Myung Soo-ya?" ucapku sambil melihat arah kolam. "yakk!! Myung Soo-ya!! kau dimana huh?!" kataku dengan sangat sebal. "KYAAAAAAAA" teriakku saat tiba-tiba ada orang yang menutup mataku. "sstt.. dasar berisik. ayo tebak siapa aku?" tanya orang yang menutup mataku tadi. tanpa ditanyapun aku juga sudah tau kalau itu Myung Soo. bahkan dari wanginya pun, aku juga sudah tau. "tanpa kau tanya begitu, aku juga sudah tau kalau kau itu Myung Soo." jawabku sambil melepaskan tangannya dari mataku. "wahh.. kau pintar Je Hwa" jawabnya. "eh? apa itu?" tanyaku saat melihat Myung Soo membawa sesuatu di tangannya dan ia sembunyikan di balik punggungnya itu "apa?" tanyanya. "itu.. yang itu.. dibelakangmu" jawabku dengan berusaha menarik tangan Myung Soo. "eits.. kau tidak boleh tau" kata Myung Soo dengan menjulurkan lidahnya. "itu apa! itu apa!!" ucapku sebal. "ini buat kamu" kata Myung Soo dengan memberikan mahkota yang ia buat sendiri dengan merangkai bunga-bunga sambil memasangkan di atas kepalaku. "gomawo Myung Soo-ya. ini indah" jawabku. "pantas saja dari tadi kau kucari tidak bisa kutemukan. ternyata kau sedang mengerjakan pekerjaan baru mu ini." kataku dengan sedikit terkekeh. "karna itu untukmu Je Hwa-ah" kata Myung Soo dengan menoleh ke arahku sambil tersenyum
<< Flashback off
~
"yeoboseyo?" tanyaku pada orang di seberang sana
"......................."
"MWO?! ANNI, ITU TIDAK MUNGKIN !!! ITU TIDAK MUNGKIN!! ITU PASTI BOHONG KAN!! IYA KAN?!! JANGAN BERBOHONG PADAKU !!! AKU TIDAK PERCAYA ITU!! ITU PASTI BOHONG !! ITU BOHONG !!" teriakku histeris. badanku langsung terasa lemah begitu saja. tubuhku merosot ke lantai dan ponsel yang kugenggam terlepas begitu saja. membiarkan orang itu terus berbicara tanpa ingin kudengar sama sekali. entah sejak kapan, air mataku mulai turun. aku menangis? ya, bagaimana tidak menangis? orang yang sangat kubanggakan, orang yang sangat kucintai, dan orang yang sangat kusanyangi telah meninggalkanku. Appa, eomma, dan myung soo telah pergi~ kembalilah.. aku sangat kesepian tanpa kalian~
"kumohon... kembalilah... appa, eomma, myung soo~ kembalilah.. aku membutuhkan kalian.. kenapa kalian meninggalkanku? kenapa? aku sendirian disini.. apa kalian tidak kasian padaku? aku ingin di samping kalian, bersama kalian" kataku dengan sangat pelan
~
"Mengikuti garis takdir yang telah tuhan tentukan. semua sudah di atur oleh-Nya. Tuhan telah memiliki rencana yang baik. percayalah, semua akan baik-baik saja" - E.Ra
~
aku hanya berjalan dengan gontai menuju taman. taman yang sering aku kunjungi bersama appa, eomma, dan juga Myung Soo. aku merindukan mereka. aku hanya terduduk di atas rumput dengan kesendirianku. tidak ada lagi seseorang yang mendampingiku lagi disini. tidak ada lagi keceriaan di sekitarku kini. hanya kesendirian, dan juga rasa sepi.
Flashback on >>
"yeyeye pergi ketaman.. pergi ke taman.. yeyeye" aku terus bernyanyi selama perjalanan di taman. appa yang duduk di depanku hanya menoleh sebentar, lalu kembali pandangannya fokus ke depan dengan tertawa kecil. "apanya yang lucu sih appa? eomma, appa sekarang begitu aneh ya?" kata ku pada appa dan eomma yang duduk di bagian depan. "itu karena kau berisik sekali Je Hwa" jawab appa ku jujur. "ish.. appa menyebalkan" gerutuku. "tapi menurut eomma, itu memang benar. Myung Soo, apa kau tidak merasa terganggu dengan keberisikan Je Hwa" tanya eomma pada Myung Soo yang duduk disebelahku dengan terkekeh. akupun hanya menoleh ke arah Myung Soo dengan tatapan -bilang-saja-kalau-kau-itu-tidak-terganggu-kalau-kau-sampai-bilang-terganggu-akan-kubunuh-kau-. "anni eomma, sama sekali tidak terganggu" jawab Myung Soo dengan terpaksa. "sudahlah Myung Soo, kau itu tidak usah takut dengan ancaman Je Hwa, dia tidak mungkin melakukan itu padamu" kata appa pada Myung Soo dengan tertawa. akupun melihat kearah appa "ish.. appa nyebelin!! appa nyebelin!!" gerutuku. "hahahaha" appa, eomma, dan Myung Soo malah tertawa. apanya yang lucu sih?
"Je Hwa, ayo bantu appa menggelar tikar ini" suruh appa padaku. akupun hanya memalingkan muka "anni, aku tidak mau. appa sangat menyebalkan" jawabku. "yasudah kalau kau tidak mau, biar aku saja yang membantu appa. tapi nanti bagian makananmu akan menjadi milikku" kata Myung Soo dengan santai. dasar Myung Soo menyebalkan, ingin aku lempar saja kau itu Myung Soo!! "kau tidak akan bisa melemparku Je Hwa" respon Myung Soo. "ha?" kataku bingung. "sudahlah, kau mau membantu appa atau tidak. ingat kataku tadi" ucap Myung Soo. "hah~ baiklah, aku saja" kataku akhirnya. "kau memang hebat Myung Soo" kata eomma pada Myung Soo yang tidak sengaja kudengar. "MWO?? MYUNG SOO?? HEBAT?? HEBAT APANYA??!!" teriakku menyindir Myung Soo. "hahaha" lagi-lagi appa, eomma, dan Myung Soo tertawa. mereka ini memang aneh, tapi aku sangat menyayangi mereka.
"waaahh.. Myung Soo-ya, rotinya terlihat sangat enak. kau mau mencoba? ini aku membuat sendiri loh.. hebat kan?" kataku pada Myung Soo dengan menyodorkan rotiku padanya. sedangkan Myung Soo hanya semakin menjauhiku kebelakang dengan menutup mulutnya "aku tidak mau!! eomma, selamatkan aku!!" teriak Myung Soo. "yak!! Myung Soo-ya!! kau menghina rotiku huh?? kau harus mencobanya!! HARUS MENCOBANYA" kataku memaksa pada Myung Soo. "anni!!" kata Myung Soo dengan berlari. "yakk!! Myung Soo-ya!! awas kau ya!!" teriakku dengan mengejarnya. setelah mengejarnya, akhirnya Myung Soo tertangkap juga. "ayo makan!!" kataku dengan menyodorkan rotiku. "anni!!" jawabnya. "HARUS" dengan paksaan, akhirnya roti itu sukses masuk kedalam mulut Myung Soo. "ASIIIINNN!!!! MINUM!! MANA MINUM!!" teriak Myung Soo dengan mencari minum. sedangkan aku hanya melihat kearah roti yang sedang ditanganku dengan pandangan bingung. masa' asin sih? "HUWAA!!! ASIN!!! MYUNG SOO-YA!! BAGI MINUMNYA!!!" teriakku sambil menarik-narik tangan Myung Soo yang sedang membawa botol minum. "sudah habis" jawab Myung Soo. "HUWAA!!! INI ASIN SEKALI!!" teriakku. rasa asinnya sungguh parah, pantas saja daritadi Myung Soo tidak mau mencoba rotiku. sedangkan appa dan eomma hanya melihat ke arah kami "hahaha.... kalian ini" kata appa dan eomma dengan tertawa
<< Flashback off
"kenapa ini semua terjadi padaku?" aku hanya terus menangis dengan mendekap lututku erat dan menenggelamkan wajahku disana.air hujan yang semakin lama semakin deras sama sekali tak kuhiraukan. aku masih terus menangis, tak peduli seberapa banyak air mataku yang telah terjatuh bersamaan dengan turunnya air hujan. aku masih terisak dengan menggigit bibir bawahku, dan berharap dapat mengurangi rasa sakit pada hatiku kini. sesekali aku melihat ke atas untuk memandang langit yang sudah nampak begitu gelap. "aku lelah... sungguh,aku sangat lelah.." gumamku dengan air mata yang sedari tadi mengalir tanpa henti. "kenapa aku harus merasakan hal yang sesakit ini?" aku hanya memukul-mukul diriku karna kesal dengan semua keadaan yang terjadi padaku. tiba-tiba aku merasa dadaku menjadi sesak, aku mencoba mengatur nafasku walaupun dengan air mata yang masih terus menerus keluar. semakin lama dadaku semakin sesak rasanya. aku sangat sulit untuk bernafas. "apa kalian akan datang disaat seperti ini? dengan keadaanku yang seperti ini?" kataku dengan suara dan tubuhku yang semakin melemah. Tuhan, kenapa semua seperti ini? aku masih terisak walaupun kini aku sudah sangat sulit untuk bernafas, aku terus menggenggam ujung baju yang kukenakan sekarang untuk menahan rasa sakitku kini. aku berharap, setelah ini, semua rasa sakit yang aku rasakan, kepedihan yang aku alami, akan hilang begitu saja tanpa meninggalkan luka sedikitpun di hatiku. air mata ini.. belum juga berhenti. aku terlalu tersakiti. air mata ini.. masih terus mengalir. bahkan kini, aku sudah tidak kuat lagi untuk membuka mataku. mataku sudah tertutup, tapi aku masih bisa merasakan bahwa air mata ini masih terus turun dan membasahi pipiku kini. Tuhan, sesakit inikah rasanya?. apa aku boleh berharap? aku ingin, saat nanti aku membuka mataku, aku ingin semua rasa sakitku hilang dan aku bisa merasakan kebahagiaan baru. "semua akan baik-baik saja" gumamku. rasanya sakit, sakitt sekali.
"Je Hwa-a!!"
aku mendengar teriakan itu. tapi aku tidak dapat mengetahui seseorang itu. aku masih terus memejamkan mataku. rasanya sakit, dan nafasku kini masih tersengal-sengal. apakah masih ada orang yang peduli denganku?. aku masih saja menangis. kapan air mataku ini akan berhenti? kenapa aku selalu mengeluarkan air mataku hanya karna kesedihan? kenapa bukan kebahagiaan? apakah aku masih bisa merasakan kebahagiaan? aku sangat menginginkan itu.
"kumohon Je Hwa-a, jangan seperti ini!!" seseorang itu mengguncang-guncang tubuhku. "Je Hwa-a!! bangun!!" andaikan seseorang itu tau, aku sangat lelah. rasanya sakit sekali. apakah aku masih bisa bertahan? aku sangat ingin bertahan. tapi, apa itu mungkin?
~
"hal itu memang menyakitkan. tapi sebenarnya, ada kebahagiaan di setiap cobaan yang kita lalui" - E.Ra
~
aku hanya mengerjapkan mataku beberapa kali "ini dimana?" kataku seraya melihat kearah langit-langit kamar ini. kulihat baju yang kukenakan tetap sama, baju yang kupakai disaat hari yang menyakitkan itu. tidak terasa, saat mengingat itu semua, air mataku terjatuh tanpa perintah dan membuat pipiku basah kembali. selemah inikah diriku?
"Je Hwa-a, kau sudah sadar?" tanya seseorang yang kini sedang duduk di kursi yang berada tidak jauh dari tempat tidurku kini. aku hanya menoleh ke arahnya. aku hanya mencoba tersenyum sebisaku, membuat sebuah garis senyuman di bibirku walupun itu sangat susah. apa aku masih bisa bertahan?. oh sial, kenapa aku harus menangis lagi? aku memang lemah dan sangat lemah
"kenapa kau menangis?" tanya seseorang itu dengan menghampiriku dan duduk di pojok tempat tidurku. aku hanya tersenyum tipis "tidak apa-apa" jawabku dengan menyeka sisa-sisa air mataku.
"jeongmal? kalau kau masih ingin menangis, menangislah. aku akan menunggumu" kata seseorang itu dengan lembut. siapa namja ini? kenapa dia begitu peduli padaku? dan kenapa aku merasa tenang jika berada didekat namja ini?
"anni, aku akan berusaha untuk tidak menangis lagi. aku memang terlalu cengeng. oh ya, gomawo telah membantuku, tapi maaf, kau siapa ya? kenapa begitu peduli denganku?" tanya pada namja tersebut.
"perkenalkan, aku Cho Kyuhyun, kau bisa memanggilku Kyuhyun. aku hanya ingin membantumu, aku tidak ingin melihat kesedihanmu" jawab Kyuhyun dengan mengulurkan tangannya seraya tersenyum tulus padaku. sudah lama aku tidak melihat senyum tulus seseorang yang ditujukan untukku
"aku Lee Je Hwa, kau bisa memanggilku Je Hwa" jawabku dengan menerima uluran tangannya dan membuat garis senyum untukknya.
"aku sudah tau namamu Je Hwa-a" jawabnya dengan sedikit terkekeh. "tau darimana?" tanyaku dengan bingung. mana mungkin dia bisa tau namaku? padahal aku baru saja mengenalnya "aku sudah mengenalmu lama Je Hwa-a, hanya saja kau yang baru saja mengenalku" jawab Kyuhyun dengan tersenyum. senyumnya sangat menenangkan. dan saat kulihat tatapan matanya, terlihat begitu dalam. entahlan, mungkin itu hanya perasaanku saja. "baiklah" kataku
kami berduapun hanya terdiam tanpa mengeluarkan satu patah katapun. mungkin masih tenggelam dalam pikiran kami masing-masing.
"apa kau lapar Je Hwa-a?" tanya Kyuhyun dan membuatku tersadar dari lamunanku. "oh ne" jawabku. "baiklah, bagaimana kalau kita jalan-jalan sekalian cari makan?" kata Kyuhyun yang sukses membuatku tertawa lepas "hahaha.. jalan-jalan?" tanyaku dengan membekap mulutku berusaha untuk menahan tawaku. "ne. waeyo? apa kau tidak setuju?" tanya Kyuhyun dengan menundukkan kepalanya. "ah anni, aku mau Kyuhyun-ah." kataku dengan cepat. "jeongmal?" tanya Kyuhyun dengan senyumnya yang mengembang secara sempurna pada wajahnya. "ne. hanya saja..." aku sengaja menggantung perkataanku barusan "hanya saja apa?" benar saja, pasti Kyuhyun akan bertanya padaku apa kelanjutannya "hanya saja.. kau akan pergi jalan-jalan dengan memakai baju seperti itu?" tanya ku dengan sedikit menahan tawaku. Kyuhyunpun langsung melihat kearah pakaiannya "oh, aku lupa" katanya dengan menepuk ujung kepalanya "sebentar, aku akan ganti baju dulu" kata Kyuhyun lalu keluar dari kamar ini.
aku sangat senang mempunyai teman seperti Kyuhyun. semenjak hari itu, hariku tidak lagi kelam seperti dulu. hidupku menjadi berwarna dan membuatku menjadi ceria. ia telah mengubahku menjadi diriku yang lebih baik dan menjadi diriku sendiri. aku sangat menikmati hidup saat bersamanya. aku sangat bersyukur Tuhan telah memberikanku sosok orang yang begitu berarti dalam hidupku.
"gomawo Kyuhyun-ah" ucapku seraya tersenyum padanya yang kini masih terus menggenggam tanganku. kyuhyunpun hanya menoleh "untuk?" tanya Kyuhyun dengan muka bingung. wajahnya sangat tampan dan juga imut. juga senyumnya yang begitu manis "untuk semuanya" kataku dengan mengayunkan genggaman tangan antara aku dan juga Kyuhyun "aku masih tidak tau maksudmu Je Hwa-a, tapi.. ne, cheonma" jawab Kyuhyun dengan mengacak rambutku pelan. sejenak aku diam di tempat dan tidak melanjutkan langkah kakiku
"waeyo?" tanya Kyuhyun seraya menoleh ke arahku. "ah anni" jawabku lalu kembali berjalan ke depan. aku merasakan sesuatu dalam diriku, saat dia mengacak rambutku tadi, aku merasakan jantungku berdetak dengan tidak seperti biasanya. aku sangat bahagia ada di dekatnya. apa aku menyukainya? "yak! kau ini aneh sekali Je Hwa-a, tadi tiba-tiba kau berhenti di tempat, dan sekarang kau malah senyum-senyum sendiri. kau aneh sekali" kata Kyuhyun panjang lebar "mwo?? kau mengataiku aneh Kyuhyun-ah??" tanyaku dengan nada yang tinggi "ne, mian mian" kata Kyuhyun dengan berlari menjauhiku "yakk!! Cho Kyuhyun!! kembali kau!!" kataku dan terus mengejar Kyuhyun yang terus berlari
"hah.. hah.. sudahlah Je Hwa-a, jangan mengejarku lagi, aku capek.. hah.. hah.." kata Kyuhyun dengan masih mengatur nafasnya serayang berbaring di atas rumput taman dan meletakkan tangannya di bawah kepalanya. sepertinya dia memang lelah, kasihan sekali. aku hanya duduk di sampingnya dengan menekuk lututku, akupun menoleh ke arah Kyuhyun "Kyuhyun-ah, kau tidak ingin melihat pemandangan di sini eoh? di sini indah sekali" kataku saat melihat Kyuhyun hanya terus memejamkan matanya. "aku masih menikmati angin yang sejuk ini Je Hwa-a" kata Kyuhyun dengan masih memejamkan matanya dan tampak sangat menikmati suasana di sini.
"kau tau Kyuhyun-ah? ini adalah taman yang dulu sering aku kunjungi bersama appa, eomma, dan juga Myung Soo oppa" kataku dengan menerawang ke depan. aku hanya menutup mataku untuk merasakan kehadiran mereka disisiku. aku sangat merindukan mereka. entah sejak kapan, air mataku mulai mengalir. cengeng sekali aku ini. tiba-tiba aku merasa ada yang mengusap air mataku menggunakan sapu tangan dengan lembut. "jangan menangis, tersenyumlah. semua akan baik-baik saja jika kau mau menerima semua ini dengan iklas dan sabar". aku hanya menoleh kearahnya dengan tersenyum tipis "ne, gomawo Kyuhyun-ah" kataku dengan menyeka sisa air mataku dengan sapu tangan milik Kyuhyun tadi.
~
"Myung Soo oppa. aku merindukanmu" kataku dengan menebar bunga diatas makam Myung Soo. "aku harap kau bahagia disana. aku ingin kau selalu tersenyum dan tidak lagi merasakan rasa sakit yang pernah kau rasakan saat masih disini. aku minta maaf jika selama ini aku tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu. tapi aku yakin, takdir akan tau semua. kita dapat bersama dan juga bahagia. walaupun dengan cara yang berbeda. dan kita sudah mendapatkan kebahagiaan masing-masing. kuharap disana kau juga bahagia dengan seseorang yang lebih baik dariku. kau tau? aku sangat ingin kau kembali. kembali seperti dulu lagi. tapi itu tidak akan mungkin kan? itu hanya sebatas khayalanku saja dan juga impianku. aku hanya dapat mengenang dan memutar kembali semua kenangan kita dulu. hanya dapat mengingat kembali tanpa merasakan yang sesungguhnya. mianhae. jeongmal mianhae" aku jatuh terduduk disamping makam Myung Soo dengan memeluk erat nisan yang bertuliskan nama seseorang yang sangat kucintai. aku memeluk nisan itu sangat erat dan seakan-akan aku sedang memeluk Myung Soo yang sesungguhnya "terima kasih untuk segala kenangan yang telah kita jalani. gomawo, jeongmal gomawo. mianhae, jeongmal mianhae Myung Soo-ya~"
~
"aku hanya dapat berharap, bahwa suatu saat nanti, semua akan berakhir dengan indah" - E.Ra
~
-The End-
akhirnya FF ini selesai juga, rasanya sangat lega. :) aku membuat cast di FF ini adalah Kyuhyun dan juga Myung Soo karena itu adalah idola aku. maaf jika di FF ini ada typo atau bahkan mungkin ada kata-kata yang salah. terima kasih untuk sudah mau membaca FF ku ini. aku harap kalian suka. gamsahamnida ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar