Note: spoiler alert. Yang belum nonton, back off! Yang udah nonton dan pengen ngobrolin ending, yuk mariiii..yang terlalu fanatik, gih sana pergi :D
Sudah lama sebetulnya saya ingin nulis review film satu ini. Lalu lupa. He he biasaaa. Film ini saya tonton Sepetember 2011 dan baru ingat lagi gara-gara teman saya membahasnya. Jadi, saya buka-buka lagi kotak ingatan, dan mencari-cari alasan kenapa film ini sangat saya rekomendasikan buat Anda semua.Awalnya, film ini membuat saya kecewa saat menontonnya bersama teman-teman di sebuah bioskop keluarga. Sang penjaga merekomendasikan film Korea yang menurutnya lucu. Kami tidak punya pilihan saat itu, hanya ingin menonton sesuatu yang benar-benar lucu. Tapi 15 menit pertama kami cuma bisa ketawa terpaksa.
Secara sederhana, film ini cuma punya alur biasa di awal, terjemahan buruk, minim ekspresi, dan berpusat pada cowok yang punya kecenderungan bunuh diri, terpaksa digelendoti hantu karena dia tidak sengaja bertemu mereka. Mereka? Yap, tak hanya satu hantu yang nempel padanya minta dibawa kemana-mana, tapi..empat! Bayangkan berat dan menyedihkan cowok itu!
Entah nasib apes apa yang bikin Sang-Man, si tokoh utama kita gagal bunuh diri. Gara-gara itu, dia malah jadi bisa lihat hantu. Yang pertama ada sopir taksi pecandu rokok, lalu cewek berambut panjang yang gembeng alias cengeng, kakek-kakek mesum, lalu anak SD tengil yang kayaknya preman abis. Mereka ini entah bagaimana, menggelendoti Sang-Man dan numpang tinggal di rumahnya. Mereka juga bikin dia repot dengan bermacam permintaan dan menghabiskan persediaan makan (yang membuat saya juga heran, Sang-Man dapat duit dari mana ya? Dia kan pengangguran hi hi!). Tapi, dengan adanya mereka, Sang-Man akhirnya sedikit tidak kesepian padahal selama ini dia selalu sendirian. Well, tapi hantu-hantu ini jelas bukan tipe keluarga impian, sih…
Nah, menuruti nasehat seorang paranormal, dia harus membantu hantu-hantu itu melepaskan “tanggungan” mereka di dunia supaya bisa pergi dengan tenang ke surga. Maka, dimulailah usaha keras Sang-Man untuk memenuhi permintaan mereka satu per satu. Dia meminjamkan badannya untuk digunakan mereka. Si kakek ingin menemukan sebuah kamera yang dipinjam temannya dan tidak dikembalikan, si anak kecil ingin makan permen raksasa bentuk ikan, sementara si cewek cuma ingin belanja dan masak makanan kesukaan anaknya.
Sayangnya, walaupun kayaknya udah melakukan semua yang mereka perintahkan, hantu-hantu itu gak pergi juga. Nasib…
Hingga akhirnya….eh, sebentar, saya boleh cerita spoiler-nya kan ya? Toh film ini sudah 1,5 tahun lebih umurnya. Jadi, ternyata tiap hantu itu punya hubungan pribadi dengannya. Dalam suatu rentang ingatan yang Sang-Man tidak tahu pernah ada, yang ia lupa pernah mengalaminya, ternyata mereka adalah…keluarganya sendiri! Ya, Sang-Man si cowok menyedihkan itu, yang enggak punya keluarga dan lupa asal-usulnya, ternyata kehilangan seluruh keluarga: kakek, ayah, ibu dan kakaknya dalam sebuah kecelakaan mobil. Sejak itulah mereka diam-diam memperhatikan dan “menjaga” Sang-Man supaya tidak celaka. Ternyata juga, yang membuat Sang-Man gagal menenggak obat adalah karena si kakek dan ibunya sibuk menghabiskan air minumnya sebelum ia berhasil menelan butiran-butiran obat tidur di awal cerita.
Kamera yang ingin ditemukan si kakek adalah karena memuat foto-foto keluarga mereka, permen yang ingin dimakan si anak kecil adalah permen yang ingin diberikannya kepada sang adik, sementara…masakan yang ingin dibuat si cewek cengeng adalah untuk…dirinya. Sedikit-sedikit kita bisa melihat betapa mereka sebenarnya tak pernah meninggalkan Sang-Man bahkan dalam momen-momen seperti kelulusan atau perayaan. Dalam foto yang terkesan sendirian, sebenarnya ada mereka semua bersamanya.
Damn! Saya nangis tergugu sampai sesak di 15 menit terakhir film ini! Pas saya toleh, teman-teman saya juga sibuk mengusap mata atau membiarkan matanya berkaca-kaca.
Begitulah, film ini menyebalkan tapi sangat tak terduga akhirnya. Sekarang sih anda pasti sudah bisa menduganya. Tipikal film Korea….tertawa garing sampai banjir air mata. Ah, lain kali saya akan lebih menahan cercaan saat melihat sampul DVD atau pemeran film yang tampangnya biasa-biasa ini. Siapa tahu, ada cerita yang sanggup menyedak dada dan membikin banjir air mata. Bukan begitu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar