Jumat, 10 Januari 2014

(Fanfiction) Do you believe me?


Title : Do you believe me?

Genre : School life, friendship, romance

Cast :

^ Kim Myung Soo a.k.a Myung Soo

^ Cho Kyuhyun a.k.a Kyuhyun

^ Lee Je Hwa a.k.a Je Hwa

"aku tau, kau hanya menganggapku seorang sahabat. tapi apakah kau tau, kalau aku sangat mengharapkan sosok dirimu itu Je Hwa-a?" - Myung Soo

"aku tidak pernah menyangka, bahwa sahabatku sendiri menyukaiku. tapi, aku sudah menyukai seseorang yang lain. mianhae Myung Soo-ya" - Je Hwa

"aku bahagia, bisa bersamamu Je Hwa-a. tapi sungguh, menurutku Myung Soo hyung lah yang pantas berada disisimu." - Kyuhyun

Desclaimer : Ini murni FF hasil pemikiran author ^_^ jadi, jangan ada yang plagiat ya? author sudah bersusah payah memikirkan konsep untuk membuat FF ini, masa' mau kalian plagiat sih? sudahlah, author nggak mau banyak ngomong. langsung ke cerita aja ya? Please don't be silent reader's ^_^



Happy Reading~

"aku merasa bahagia saat aku berada didekatmu. tapi, jika aku mengatakan jika aku menyukaimu, apakah rasa bahagiaku akan hilang begitu saja?" - E.Ra

~

"Myung Soo-ya" sapa Je Hwa pada Myung Soo yang sedang menunggunya di tempat duduk kantin dengan nafas yang masih ngos-ngosan karna harus berlari dengan cepat menuju arah Myung Soo. "ish!! kau itu selalu saja datang terlambat, kau tau? aku sudah menunggumu 20 menit!!" kata Myung Soo panjang lebar dengan menunjukkan jam yang sedang dipakai nya. "ah ne. mian, ini karna aku tadi habis di hukum oleh Lee Songsaenim. jadi aku terlambat menemuimu" kata Je Hwa dengan mengerucutkankan bibirnya lalu duduk di kursi yang tepat berada di depan kursi Myung Soo. "mwo? kau dihukum lagi? padahal kau kemarin juga sudah dihukum Lee Songsaenim" tanya Myung Soo kaget. "ne. dia memang guru yang menyebalkan Myung Soo-ya" jawab Je Hwa sambil memakan stick milik Myung Soo. "itu karna ulahmu sendiri Je Hwa-a. hanya saja kau tidak pernah menyadari itu semua" kata Myung Soo lalu meminum jus nya yang sudah ia pesan tadi. "anni, itu semua gara-gara guru itu, bukan aku!" sangkal Je Hwa. "ah ne, kau memang keras kepala sekali Je Hwa-a" kata Myung Soo lalu mengacak rambut Je Hwa pelan

~

"ish!! ini susah sekali!!" gumam Je Hwa dengan mengacak rambutnya frustasi. "sstt.. sstt.. Hyu Rin-ah.. Hyu Rin-ah" kata Je Hwa dengan memelankan suaranya memanggil Hyu Rin yang duduk di seberang depannya. "mwo?" tanya Hyu Rin sambil menoleh kearah Je Hwa dengan suara yang keras. "aish!! aku lupa kalau suara Hyu Rin kan keras!! bisa-bisa aku nanti dapat hukuman dari Lee Songsaenim" gumam Je Hwa kesal. "sstt.. jangan keras-keras Hyu Rin-ah" kata Je Hwa. "LEE JE HWA!! DILARANG MENYONTEK DISAAT ULANGAN BERLANGSUNG!! KAMU SAYA HUKUM UNTUK MEMBERSIHKAN SELURUH KELAS 11, MULAI DARI KELAS 11A SAMPAI KELAS 11J NANTI PULANG SEKOLAH!! DAN BAGI YANG BERTUGAS PIKET HARI INI, SAYA LIBURKAN" teriak Lee Songsaenim dengan keras. "yeee!!!" "mereka sih enak, nah aku? ish!! sungguh menyedihkan nasibmu Je Hwa-a" kata Je Hwa mengasihani dirinya sendiri.

"Tringg.. Tringg.. Tringg.. "

bel pulang sekolah telah berbunyi. dan itu tandanya pelajaran hari ini telah berakhir dan semua murid sudah boleh pulang. terkecuali murid yang mendapat jadwal piket, dan tentunya Je Hwa juga.

"ish!! dasar guru Lee jahat!! memangnya dia tidak kasihan padaku eoh?" cibir Je Hwa dengan terus menyapu seluruh ruangan kelas. "aha!! aku punya ide!!" kata Je Hwa lalu meninggalkan sapu tersebut dan langsung berlari keluar kelas menuju kelas lain, yaitu kelas 12a.

"myung soo-ya?" panggil Je Hwa pada Myung Soo. "ne, waeyo?" tanya Myung Soo dengan tetap mengerjakan rumus-rumus matematikanya. "aku butuh bantuanmu" ucap Je Hwa memelas. "bantuan?" tanya Myung Soo dengan menghadap Je Hwa dan sejenak menghentikan menulis rumus-rumusnya tadi. "ne. aku dihukum Lee Songsaenim lagi" kata Je Hwa dengan mengerucutkan bibirnya. "lagi?!" teriak Myung Soo kaget. "ne. kau mau membantuku kan Myung Soo-ya?" kata Je Hwa dengan sedikit merengek. sedangkan Myung Soo hanya terdiam tampak sedang berfikir "baiklah. kau dihukum apa sekarang?" tanya Myung Soo. "aku harus memebersihakan seluruh kelas 11, mulai dari kelas 11a sampai 11j. kau tau? itu pasti sangat melelahkan jika kulakukan sendirian tanpa bantuanmu Myung Soo-ya" kata Je Hwa meratapi nasibnya kini. "baiklah, aku akan memebantumu kali ini. tapi jangan diulangi lagi ne?" tanya Myung Soo pada Je Hwa dengan tersenyum lembut. "ne, gomawo Myung Soo-ya, kau memang sahabatku yang paliiingg baik seduniaaa" kata Je Hwa bersemangat yang tanpa ia sadari telah membuat Myung Soo yang duduk disebelahnya tersenyum kecut.

~

"waahh.. gomawo Myung Soo-ya!! kau memang sahabat terbaikku" kata Je Hwa bersemangat dengan senyum yang telah mengembang dengan sempurna. "ne. tapi awas kalau sampai kau ulangi lagi" jawab Myung Soo dengan terus melangkahkan kakinya.

Myung Soo dan Je Hwapun akhirnya keluar dari sekolah dan mulai berjalan bersama untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. ya, rumah mereka hanya berhadapan saja.

"yak!! Myung Soo-ya!! kalau jalan jangan cepat-cepat dong, aku kan lelah jika harus mengikuti langkahmu yang besar itu!!" cibir Je Hwa. "salah sendiri kalau jalan lama" jawab Myung Soo cuek padahal tanpa Je Hwa sadari, Myung Soo kini sedang terkekeh pelan karna melihat tingkah sahabatnya itu. "yak!! ini memang sudah dari sananya Myung Soo-ya!! ini sudah takdir" ucap Je Hwa tidak mau disalahkan. "ish.. ne. kau selalu saja keras kepala" kata Myung Soo dengan berbalik arah dan kembali berjalan di sebelah Je Hwa. "gomawo, kalau begini kan aku tidak akan lelah mengikuti langkah kakimu" kata Je Hwa dengan mendongakkan kepalanya untuk tersenyum kearah Myung Soo yang ada disampingnya. "lain kali besarkanlah langkah kakimu itu" kata Myung Soo. "ne, tapi lain kali ya" jawab Je Hwa

~

Hari ini Je Hwa berangkat ke sekolah dengan riang. Apa yang membuatnya begitu riang dan bersemangat? Mungkin kalian sudah tau. apalagi kalau bukan karna ingin bertemu seorang Cho Kyuhyun disekolah. seperti biasa, ia berangkat menggunakan sepeda nya yang berwarna biru lembut itu.

"Je Hwa-a!" sapa seseorang dari belakangnya. refleks, Je Hwa pun mengerem sepedanya dan menapakkan kakinya yang beralaskan sepatu berwarna putih itu pada jalan beraspal yang sedang ditapakinya. sedangkan seseorang yang menyapanya hanya tersenyum dari samping jendela mobilnya itu.

-TBC-

By : Fulanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar